^
^
Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan | ![]() |
Sesi telah kadaluarsa
Silakan masuk log lagi. Laman login akan dibuka di jendela baru. Setelah berhasil login, Anda dapat menutupnya dan kembali ke laman ini.
Kerusakan-Kerusakan Rohaniah & Jasmaniah Akibat Dosa – Khotbah St. Leonardus dari Porto Mauritio
Khotbah untuk Hari Jumat setelah Minggu Pertama Masa Prapaskah
KERUSAKAN-KERUSAKAN
Rohaniah dan Jasmaniah Akibat Dosa
Bagian I.
“Lihatlah, engkau sudah sembuh, janganlah engkau berbuat dosa lagi, supaya jangan terjadi padamu sesuatu yang lebih buruk.”
(Injil seturut Santo Yohanes, C. V.)
I. Mereka yang percaya bahwa diri mereka dikejar-kejar oleh nasib buruk dan terbenam dalam kemalangan, biasanya menuduh takdir, kebetulan, nasib, atau rencana jahat orang yang berbuat buruk, alih-alih menyelidiki sebab terjadinya kemalangan-kemalangan itu dalam diri mereka sendiri. Jika deru perang pada hari ini menulikan telinga dunia dan membuat penghuninya menjadi ngeri ketakutan, orang akan menuduhkan kesalahannya atas kepentingan politik atau ambisi para pangeran. Jikalau aktivitas niaga terganggu dan terhalang akibat kebangkrutan dan pailit, yang dituduh adalah ketamakan para bajak laut, yang menjadikan samudra seperti gua para perampok.
Kalau ada banyak kota, kerajaan dan provinsi yang luluh lantak dan kehilangan penghuni akibat gempa bumi, guncangan dan amukannya dituduhkan kepada angin atau letusan gunung berapi. Orang lain menyelidiki bintang-bintang sebagai penyebab segala kemalangan kita; yang lain menuduh anasir-anasir; yang lain berkata bahwa itu disebabkan oleh serangkaian planet tertentu yang menimbulkan dampak buruk. Alangkah gila astrologi itu dan betapa tidak konsistennya ketidakwarasan otak. Demi menyadarkan umat manusia, Tuhan kita Yesus kristus, tabib surgawi yang tahu benar sumber segala kemalangan kita, memberi resep umum bagi orang yang telah disembuhkan-Nya dan yang akan menjaganya dari segala penyakit baik jiwa maupun raga:
Alangkah mengagumkan resep-Nya itu! Dengan beberapa patah kata saja, menyediakan kita ramuan yang mujarab terhadap segala kemalangan kita. Kalau demikian adanya, bukalah mata anda, hai orang-orang dunia ini yang sengaja membutakan diri: misteri ini adalah untuk anda semua. Jangan lagi anda datang berbicara kepada kita tentang takdir, tentang nasib, tentang kebetulan, tentang penyakit di udara, ataupun tentang niat jahat orang. Dosa, dosa, lihatlah penyebab satu-satunya segala kemalangan yang menimpa kita. Ya, sebab segala bencana yang merongrong jiwa dan raga, dan yang menjadikan hidup ini sarat duka derita, adalah dosa. Dosa, bagaikan pedang bermata dua, menimbulkan beberapa luka dengan satu pukulan, dan sembari membinasakan jiwa dan raga, merampas segala kebaikan dari diri anda, dan membanjiri anda dengan segala macam kemalangan.
Lantas pada hari ini saya ingin menunjukkan kepada anda bahwa dosa menghancurkan jiwa, dengan merampas dari padanya segala kebaikan rohaniah; itulah poin pertamanya, bahwa dosa menghancurkan raga, dengan merampas dari padanya segala kebaikan jasmaniah, itu akan menjadi poin keduanya. Barang siapa, usai merenungkan dua kebenaran ini, tidak membenci dosa, dan tidak dengan tulus hati memeluk penitensi, adalah orang buta dan gila yang tidak khawatir dirinya binasa di dunia ini dan di akhirat.
II. Namun sebelum memperlihatkan kepada anda, jiwa yang kehilangan segala kebaikan akibat dosa, saya ingin, dengan bantuan prinsip-prinsip iman, menyingkapkan kepada anda apa saja hak-hak prerogatifnya, keluhurannya, keindahannya serta kemegahannya dalam keadaan rahmat. Jiwa itu ribuan kali lebih cantik dari pagi subuh termurni, dari fajar yang paling menawan. Sama halnya bintang-bintang melarikan diri ketika tiba terbitnya matahari, dan dengan demikian malam hari bersembunyi; demikian pula, di hadapan jiwa dalam keadaan rahmat, segala matahari memucat, dan siang hari terkubur dalam gulitanya malam. Jiwa dalam keadaan rahmat! Hendaknya kita puas ketika tahu bahwa ia adalah lukisan yang cantik, jiplakan hidup dari Allah Tritunggal Mahakudus. Namun dosa berat menghilangkan kecantikan itu dari jiwa, dan seketika menjadikannya buruk rupa, mengerikan dan cacat bagaikan roh jahat. Satu dosa saja benar-benar melukai jiwa, sehingga dosa itu memberi maut kepadanya dengan menghilangkan kehidupan adikodrati dari jiwa, harta paling berharga dari segala-galanya.
Sama halnya hidup kodrati manusia terdiri dari persatuan jiwa dengan Allah, dan sama halnya kehidupan kodrati berhenti saat jiwa terpisah dari raga; demikian pula jiwa kehilangan hidup adikodratinya ketika terpisah dari Allah. Ah! Perpisahan yang mematikan! Tidak mengerikankah, Dia yang dapat mengambil hidup dari seluruh umat manusia sekaligus? Meski demikian, si pendosa melakukan kejahatan yang jauh lebih besar, ketika dengan satu dosa berat saja, ia merenggut kehidupan rahmat dari jiwanya. Pahamkah anda tutur kata saya ini, hai pendosa?
Ketika anda sepakat berbuat dosa berat, itu seperti anda menikam jiwa anda yang malang dengan belati, dan memberi maut pada jiwa anda. Anda mengusir Allah dari padanya, sehingga Ia menjadi seteru jiwa, dan jiwa menjadi seteru Allah. Pada saat itu juga ketika anda berdosa, sebuah tembok pemisah nan tebal berdiri antara anda dan Allah: Iniquitates vestras diviserunt inter vos et Deum vestrum. Tidakkah anda diajar oleh iman tentang hal-hal ini? Bagaimana? Anda percaya hal-hal itu, dan anda berdosa dengan begitu percaya dirinya?
Ya Allah yang Mahabesar! Seandainya saya memberi tahu anda bahwa segera setelah anda berbuat dosa, matahari akan menjadi gelap, bumi akan berguncang di kaki anda, gereja-gereja akan tutup di depan mata anda, segala sesuatu diliputi kegelapan, salib-salib akan membengkokkan punggung anda, tidakkah anda terpukul oleh rasa ngeri? Akan seperti apakah rasa takut yang hadir pada diri anda, karena berkat iman anda tahu bahwa baru saja dosa diperbuat, Allah menutup pintu gerbang Firdaus bagi anda, bahwa Neraka terbuka di kaki anda, dan bahwa jiwa anda yang malang mati dalam diri anda? Anda tahu itu dan anda tidak gemetar? Dan anda terus berbuat dosa? Dan anda tidak takut memangku jiwa yang mati? Ah! Sungguh patut diratapi, kebutaan anda.
III. Semoga iman pada hari ini memberikan secercah terangnya yang hidup bagi pendosa yang demikian tinggal dalam kegulitaan! Ah, saudara-saudaraku! Seandainya anda melihat jiwa dalam dosa berat, melihatnya saja akan cukup membuat anda bersumpah akan membenci dosa untuk selama-lamanya. Demi membuat gambarannya bagi kita, Santo Petrus Krisologus memperlihatkan kepada mata kita sebuah bangkai dan pembusukan, dilahap oleh cacing, dan menyebarkan bau busuknya sampai jauh. Lihatlah jasad yang dahulunya begitu cantik, begitu penuh kehidupan: lihatlah, ketika jiwa meninggalkan raga, ia membawa bersama dirinya sendiri segala kecantikannya. Alangkah ngeri, busuk dan menjijikkan jasad itu. Namun ketahuilah, bahwa jiwa anda, sekalinya jiwa anda kehilangan kehidupan rahmat karena dosa, jiwa anda itu beribu-ribu kali lebih buruk rupa, dan jauh lebih busuk.
Memang benar bahwa karena jiwa tetap tidak fana, ia tetap menyintas sedikit dalam dirinya sendiri, setelah dirinya mati karena dosa; namun ketidakfanaan adalah beban baginya, dan hidup yang tersisa baginya ibarat upacara pemakaman yang berkelanjutan. Fit in corporis sepulcro vivo funus animae jam sepultae. Hai, saudaraku! Betapa busuk bau yang keluar dari jiwa itu ketika anda membawa maut di pangkuan anda! Kita melihatnya dari seorang malaikat yang sedang berperjalanan dengan rupa jasmaniah bersama seorang petapa suci. Melewati bangkai binatang busuk, sang malaikat sama sekali tidak terlihat jijik, meski jantung si petapa berdegup kencang melihatnya. Namun kedua musafir itu, ketika agak mendekati seorang pria muda mati, dimenyani dan dibubuhi wangi-wangian, malaikat itu seketika memalingkan wajahnya, dan berkata kepada rekannya: Oh! Seandainya engkau tahu betapa busuk jiwa pria muda yang mati sejak bertahun-tahun lamanya itu bagi Allah dan rahmat-Nya! Ah! Orang-orang muda! Jika kamu tahu betapa busuk bau yang keluar dari jiwa mati yang kaubawa di pangkuanmu; namun saying sekali! Sedikit saja yang mendengar kebenaran-kebenaran ini, dan sedikit saja yang percaya.
Lantas mari kita berbicara dengan lebih jelas: katakanlah kepadaku, demi kasih; seandainya anda tahu pasti bahwa segera setelah berbuat dosa, anda pasti akan terkena apopleksi, akankah anda melakukan dosa itu? Tidak, tentunya tidak. Lantas alangkah butanya kebodohan anda, sebab tahu benar dari man bahwa dosa membunuh jiwa anda yang malang, anda melakukannya sebegitu gampang, dan terkadang demi alasan-alasan begitu hina, sehingga binatang-binatang, apalagi roh-roh jahat sendiri menjadi malu.
Ada orang yang pada suatu hari, ketika dirinya berbuat entah dosa apa, melihat ada roh jahat mengerikan yang berdiri di pojok kamarnya. Roh jahat itu memalingkan wajah, seolah-olah merasa ngeri, dan tampak dengan demikian membuat orang itu merasa malu dan menegurnya atas ketidakpantasnnya: Dan demi hal-hal yang membuat roh-roh jahat sendiri merasa malu, anda membunuh jiwa anda sendiri. Demi memuaskan hasrat tertentu, demi kepentingan yang konyol, demi kenikmatan biadab! Apa kata saya, sering kali anda berdosa tanpa hasrt, tanpa kepentingan, tanpa kepentingan, hanya karena lela semata! Betapa bejatnya, demi lela dia membunuh jiwanya sendiri!
IV. Namun itu bukanlah segala kemalangan yang menimpa jiwa akibat dosa: Dosa tidak hanya membunuh jiwa, namun juga membinasakan serta menghancurkannya dari ubun-ubun hingga ujung kaki. Pernahkah anda lihat, ujar St. Siprianus, pada musim gugur, sulur anggur cantik yang sarat dedaunan dan buah, yang pangkalnya runduk ke tanah karena berat buah anggur yang sudah menguning matang menggelantunginya? Namun datanglah badai tak terduga yang mencurahkan awan hujan es padanya, dan anda akan segera melihat adanya perubahan total. Baru satu jam lalu, ibarat tanah terjanji, dan sekarang yang ada hanyalah padang belantara. Lihatlah pokok anggur yang hilang dedaunan dan buah-buahannya, buah-buah anggur yang pecah karena es menumpahkan sari buahnya yang setengah matang ke tanah. Pemandangan itu akan menggerakkan hati anda dengan bela rasa.
Baiklah! Ketahuilah, ujar Santo Siprianus kepada kita, bahwa dosa bagi jiwa adalah hujan es itu bagi buah-buahannya. Dosa menghilangkan segala jasa pada jiwa, dan segala perbuatan baik yang telah dilakukannya sampai hari itu: Roh Kudus sendirilah yang berkata kepada kita melalui perantaraan mulut Yehezkiel: Kalau orang benar berpaling dari kebenarannya, segala kebenaran yang telah diperbuatnya akan hilang sama sekali. Lihatlah diri-Nya berkata tanpa pengecualian, segala kebenaran. Jiwa, segera setelah ia berbuat dosa berat, kehilangan segala kebaikan yang dia dahulu punya. Baru saja anda sepakat berbuat dosa, malaikat pelindung anda menghapus segala perbuatan baik yang sudah anda lakukan di sepanjang hidup anda. Ah! Seandainya kita diperkenankan melihat perbuatan-perbuatan baik jiwa-jiwa benar, intan permata dari mahkota mereka!
Kumpulkanlah segala perbuatan termulia dari orang-orang terbesar yang pernah hidup, kota-kota yang ditaklukkan, provinsi-provinsi pembayar upeti, para duta besar dari para raja diraja dunia, jabatan-jabatan tertinggi, ganjaran bagi jasa yang paling dinilai luhur. Lihatlah! Satu Pater (Bapa Kami) yang didaraskan penuh devosi dalam keadaan rahmat lebih besar daripada itu semua, lebih berharga dari segala jerih payah termulia para pahlawan terhebat di alam semesta. Ya, satu perbuatan baik dalam keadaan rahmat, satu sedekah, satu puasa, satu mati raga yang ditanggung dalam kesatuan dengan sengsara Yesus Kristus, lebih tinggi nilainya daripada yang ternilai; dan kalau ditaruh pada neraca yang adil, buahnya bagi kita adalah berat kemuliaan untuk selama-lamanya. Beratnya lebih dari kerajaan abadi, harta abadi milik Allah: dan itulah sebabnya Suarez, teolog agung, terbiasa berkata bahwa lebih baik dirinya menukar segala ilmu pengetahuannya dengan sebuah Ave Maria (Salam Maria) yang didaraskan dengan penuh devosi.
Kalau membiarkan diri kehilangan salah satu perbuatan baik itu saja sudah merupakan kerugian amat besar, lantas bagaimana adanya kalau yang hilang itu segala-galanya sekaligus? Ah! Pendosa, anda tidak paham betapa besarnya kerugian itu, karena ketika anda mempertaruhkan Firdaus, anda mempertaruhkannya bukan dengan seluruh harganya, namun dengan beberapa helai uang kertas saja.
Anak seorang saudagar kaya begitu pula kehilangan uang banyak dalam waktu sebentar saja. Bapaknya ingin membuatnya paham betapa besar kerugian yang telah diperbuatnya, lantas ia menaruh uang itu dalam beberapa kantung, ditumpuk yang satu atas yang lain; lalu ia berkata kepada anaknya: Lihatkah, hai orang celaka, buah-buah kekacauanmu? Si pria muda, melihat timbunan uang itu lantas ketakutan. Bagaimanakah, jeritnya, aku bisa kehilangan semuanya itu? Sejak ini aku tidak mau berjudi lagi, dan akan kupandang siapa saja yang berupaya mencobai aku sebagai musuh.
Ah! Saudara-saudaraku, coba saja saya bisa memperlihatkan segala kekayaan yang anda hilangkan dengan berdosa, anda semua akan saya buat berlinangan air mata. Bagi anda tampak sepele kalau anda kehilangan intan permata rahmat Allah beserta hak atas kemuliaan-Nya dan kemuliaan Allah sendiri, harta kita yang tak ternilai, dan pada akhirnya kehilangan segala karunia Roh Kudus bersama Allah, segala rahmat dan segala jasa yang diraih di sepanjang kehidupan ini. Oh! Betapa kejam kematian yang ditimbulkan oleh dosa! Badai paling ngeri sekalipun meninggalkan beberapa buah anggur pada sulurnya, namun dosa meluluhlantakkan segala-galanya, menghanyutkan segala kebaikan. Dan anda begitu tidak pedulinya dengan kerugian itu!
V. Bertanyalah kepada para teolog apabila mungkin ada makhluk ab eterno, yang istilahnya, sama kekal dengan Allah: kebanyakan dari anda akan menjawab tidak. Namun mari coba beranggapan bahwa jiwa Santa Perawan Maria dulu diciptakan ab aeterno, dan bahwa selama segala keabadian, ia mengasihi Allah dengan semangat terluhur, bahwa ia menyebut nama-Nya dengan permohonan-permohonan abadi dan meninggikan-Nya dengan puji-pujian abadi; dengan hipotesis ini, tentu saja jiwanya telah meraih jasa tak terhingga, setidaknya dalam hal waktu.
Namun coba diandaikan, setelah meraih harta sebesar itu, ia berbuat satu dosa berat saja. Akan menjadi apa semua jasanya? Tidak ada lagi yang tersisa: Justitiae ejus non recordabuntur. Coba argumennya kita dalami lagi. Kalau satu dosa saja bisa meniadakan harta yang sedemiian kayanya, apa yang akan dilakukan dengan jumlah perbuatan-perbuatan baik anda yang sedikit itu, yang begitu tidak istimewa dan tak sempurnanya? Berdoalah kepada Yeremia supaya dia bisa meminjamkan air mata yang ditumpahkannya, ketika Allah dulu memerintahkannya supaya memangkas rambutnya dan menangisi rambut itu. Pangkaslah juga, anda, helaian-helaian perbuatan baik yang digambarkan oleh rambut sebagai hiasan kepala anda; jejerkanlah helaian itu di depan mata anda, dan sembari merenungkan segala kerugian yang sudah anda perbuat, tangisilah dan jadilah anda tiada terhibur.
Taruhlah bersama-sama, semua Masa Prapaskah, vigilia, puasa yang sudah anda lakukan dalam hidup anda, Misa-Misa yang sudah anda hadiri, Rosario-Rosario yang sudah anda daraskan, sedekah dan kunjungan-kunjungan ke Sakramen Mahakudus, karya-karya ketaatan serta amal kasih yang sudah anda buat, begitu banyaknya pengakuan dosa dan komuni, segala jasa yang telah menjadi buah perbuatan baik anda: berbuat satu dosa berat saja, segala-galanya itu hilang: Justitiae ejus non recordabuntur.
Ingatlah rintangan yang sudah anda hadapi, demi pergi pada hari raya, demi pergi ke oratorium, demi menolak kemesraan itu, demi mengalahkan godaan itu, untuk mengemban disiplin, kilikium, demi menjalani hidup penuh kesusahan dan mati raga: berbuat satu dosa berat saja, segala-galanya itu hilang: Justitiae ejus non recordabuntur. Alangkah ngeri nasib buruk itu! Bagaimana bisa anda tidak merasa sangat sakit, ketika mempertimbangkan segala kerugian yang menimpa anda dalam prahara yang begitu menyeramkan itu? Setelah banyak berbuat, banyak menderita, banyak berjasa, dan melihat diri anda kehilangan itu semua hanya karena satu dosa saja! Oh, dosa terkutuk, oh perampok terkutuk, engkau membunuh jiwa dan merampasnya dari kebaikan-kebaikan yang begitu besar!
Namun masih ada lagi. Kalau benar bahwa dosa merampok kita, benar juga bahwa jika kebaikan itu dibuat dalam keadaan rahmat, lantas kita bisa mengembalikannya dengan mengusir dosa melalui pengakuan dosa secara benar, seperti yang dijanjikan Allah melalui mulut nabinya: Aku akan memulihkan bagimu tahun-tahun yang dilahap oleh belalang.
Yang paling buruk, adalah dosa tidak hanya menghilangkan yang dia temukan, namun juga yang tidak dia temukan: maksudnya, kebaikan yang dilakukan dalam keadaan dosa berat adalah kebaikan yang hilang sama sekali, yang tak pernah bisa dipulihkan. Cambuki diri anda sampai berdarah-darah, berpuasalah, hadirilah Misa, daraskanlah Rosario, semuanya itu sia-sia bagi Firdaus: itu semua hanyalah uang palsu yang tidak berlaku di atas sana. Ada satu pikiran yang mengena di benak saya, dan mencengkeram hati saya. Siapa tahu, dari antara mereka yang mendengarkan saya, tidak ada orang yang sejak usia tujuh atau delapan tahun, mulai berpaling dari Allah karena berbuat beberapa dosa memalukan yang belum pernah mereka akui sejak itu, dan sedari sana sudah berbuat segala kebaikan yang telah mereka lakukan sampai saat ini? Sayang sekali, akan seperti apa keadaan jiwa malang itu?
Namun janganlah mengira bahwa sekalinya berada dalam keadaan dosa berat, perbuatan-perbuatan baik, Misa, Rosario tidak lagi bisa berguna apa-apa bagi anda; itu hanyalah kesimpulan yang salah: sebab saya tidak berkata, lihatlah kebaikan anda, semuanya itu sia-sia, namun hanya bahwa semuanya sia-sia bagi Firdaus – pendek kata – karena si pendosa dengan kebaikannya itu tidak bisa berjasa mendapat rahmat sepantas-pantasnya. Namun kebaikan itu berguna baginya untuk beroleh terang dan rahmat Allah agar kembali sadar dan menemui imam pengakuan dosa baik yang bisa menempatkannya kembali ke jalan: dan karena itulah ketika anda berada dalam keadaan dosa berat, anda harus berbuat baik lebih banyak dari biasanya, sebab kebaikan selalu adalah kebaikan. Namun harus anda ketahui pada saat itu juga bahwa perbuatan-perbuatan baik yang dilakukan dalam keadaan itu tidak berguna untuk kehidupan lain; bahwa malaikat pelindung anda tidak mencatat perbuatan-perbuatan itu pada buku emas akhirat, dan bahwa ia membiarkan perbuatan-perbuatan itu jatuh ke tanah layaknya perbuatan-perbuatan mati.
Lantas lihatlah tekad yang seharusnya terliham pada diri anda dari segala sesuatu yang baru saja saya beri tahukan kepada anda: tinggalkanlah dosa saat ini juga; keluarlah, keluarlah segera dari tangan si pembunuh keji itu; pergilah anda sujud di kaki seorang imam. Jangan menunda, demi ampun, jangan menunda. Hendaknya tiada apa-apa yang menghentikan anda. Kalau harus dilakukan, lantas korbankanlah harta anda, kehormatan anda, hidup anda, pendek kata segala-galanya, supaya anda bisa keluar dari keadaan yang sebegitu memilukannya.
VI. Peduli apa aku ini, si pendosa akan berkata demikian, peduli apa aku bahwa dosa merampas segala jasa yang sudah kuperoleh, bahwa dosa membinasakan jiwaku, bahwa dosa membuat keselamatanku menjadi rawan? Aku ini sehat walafiat, aku tidur baik-baik saja, aku bersenang-senang seperti sebelumnya: yang akan terjadi di kemudian hari, itu akan kita pikirkan suatu saat nanti. Demikian pikiran dan perkataan beberapa pendosa di zaman kita ini, mereka yang hanya percaya yang mereka lihat saja.
Mereka membayangkan bahwa dosa bagaikan kilat, menghantam pedang serdadu dan terkadang menghanguskan seluruh besinya, namun tidak menyentuh sarungnya. Mereka percaya bahwa meski dosa merampas segala kebaikan batiniah dan rohaniah dari jiwa, namun meninggalkan badan kebaikan-kebaikan sementara dan jasmaniahnya. Namun itu adalah khayalan besar-besaran: resep yang diberikan sang Juru Selamat kepada orang sakit yang telah disembuhkan-Nya adalah resep pencegahan, bukan hanya mencegah malapetaka yang menimpa jiwa, namun juga yang menimpa raga: Janganlah engkau berbuat dosa lagi, kata-Nya kepada orang sakit, supaya jangan terjadi padamu sesuatu yang lebih buruk.
Renungkanlah hai saudara-saudaraku, segala kemalangan jasmaniah dan kebinasaan tak terpulihkan yang dibawa oleh dosa bersama dirinya. Ia bagaikan sangkakala bencana, yang membangunkan segenap ciptaan dan memanggil mereka supaya mengangkat senjata melawan diri anda, seperti yang diakui Santo Agustinus ketika berbicara tentang dirinya sendiri:
Dosalah yang memanggil meletusnya perang, kelaparan, hama, kemiskinan, bencana-bencana tak terduga, serta wabah penyakit atas diri kita: segala-galanya itu adalah hukuman atas dosa. Kalau anda tidak percaya, percayalah Allah setidak-tidaknya. Ia memberi tahu kita dalam Kitab Suci, bahwa umat diusir dari negeri mereka dan dicabut dati tanah yang telah menyaksikan kelahiran mereka, penyebabnya adalah dosa: Negeri yang akan Kukunjungi telah dinajiskan oleh kejahatan-kejahatan, dan ia akan memuntahkan para penduduknya.
Dosalah yang menghancurkan tuaian dan sering mendatangkan kelaparan: Jika engkau tidak menaati semua perintah-Ku, Aku akan menghukummu dengan kelaparan. Dosalah yang membuat langit menjadi perunggu, yang menjatuhkan hujan es atas pohon zaitun dan tidak meninggalkan sehelai daun pada pohonnya: Negeri ini akan menjadi sunyi sepi dan rerumputannya akan mengering di seluruh negeri akibat niat jahat para penduduknya. Dosalah yang mendatangkan wabah penyakit, kerapuhan dan kelemahan: Badanku telah hilang kesehatannya, dan tulang-tulangku damainya, akibat dosa-dosaku. Dosalah yang mengundang kematian, meminta dan mendesak maut agar datang sebelum tiba saatnya. Sengat maut ialah dosa: ia akan binasa sebelum genap hari-harinya. Singkat kata, tiada kebaikan yang tidak dirampas dari diri kita oleh dosa, Allah sendirilah yang mengatakannya kepada kita: lantas itu adalah kebenaran tak terbantahkan.
Jika di zaman kita segala-galanya hancur berantakan, jika begitu banyak kerajaan telah menghilang, begitu banyak pemerintahan luluh lantak, begitu banyak kota musnah, begitu banyak keluarga tersebar, begitu banyak rumah runtuh, entah besar atau kecil, entah pangeran atau taklukkan, entah bangsawan atau rakyat jelata, apabila mereka meninggal sebelum waktunya, dan terus-menerus menderita kematian mendadak, kematian kejam atau kematian keji, sebabnya adalah dosa. Penghujung hidupnya akan datang dari dosanya. Mereka telah binasa akibat dosa mereka; sebab mereka yang berbuat jahat akan dimusnahkan.
VII. Saya sekarang menyampaikan perkataan ini kepada anda, anda yang menolak sebab segala bencana dan menuduhkannya kepada bintang jahat, kepada pemerintahan para pangeran, kepada ambisi orang-orang besar, dan anda yang tidak mau percaya bahwa segala sebab alamiah ini adalah perantara keadilan Allah, Dia yang membuat segala-galanya itu mengangkat senjata melawan diri anda. Tidakkah anda percaya setidak-tidaknya akan perkataan seorang rasul, seorang penginjil dan seorang nabi? Santo Yohanes, ketika di pulau Patmos, melihat pertempuran di darat, pertempuran di laut; dilihatnya sungai berdarah dan timbunan mayat; dilihatnya kerajaan-kerajaan luluh lantak dan para pangeran yang tewas; dilihatnya atmosfer menjadi gelap akibat prahara-prahara mengerikan; dilihatnya sebersit cahaya kilat menyeramkan menembus gelapnya malam; didengarnya gemuruh guntur: dilihatnya pulau-pulau bersembunyi, pegunungan menghilang, gunung-gunung berapi terbuka separuh dan menelan provinsi-provinsi bulat-bulat di tengah-tengah gempa bumi yang dahsyat – gempa yang mengguncangkan sendi-sendi penopang bumi dan menghancurkan alam semesta seutuhnya.
Saya sendiri ngeri ketika sekali saja mengingat penglihatan rasul ini, sehingga bercerita ulang tentang itu, saya hampir tidak bisa. Namun saya tanya kepada anda, siapakah yang mempersenjatai bala tentara dengan tombak, siapakah yang membuka pintu-pintu air di langit, siapakah yang melepaskan angin dan mengguncangkan pegunungan, siapakah yang mendatangkan kesunyian ngeri di seluruh dunia, apakah itu wajah bintang bersama beebrapa planet, ataukah segala bencana itu tidak anda sematkan pada satu pun sebab-sebab alamiah tersebut? Tidak, saudara-saudaraku: itu adalah roh-roh jahat yang dilepaskan dari lubang jurang maut, para malaikat yang diutus datang ke bumi; singkat kata, itu adalah murka Allah yang dari tujuh mangkuk menumpahkan perang, kelaparan, wabah penyakit, gempa bumi, kebakaran dan banjir atas dunia … Tidak cukupkah itu untuk meyakinkan anda bahwa dosa adalah pembunuh yang hanya puas setelah menghancurkan dunia?
VIII. ... Bukankah anda sendiri yang mengulang tiada henti: Hidup di zaman apa kita ini? Yang terdengar hanyalah perang, kelaparan, pengaruh-pengaruh buruk, gempa bumi. Di sini kepala keluarga jatuh sakit; dan baru saja demamnya sembuh, istrinya kemudian yang jatuh sakit. Ketika si ibu rebah, putra tunggalnya dibawa ke kuburan. Gugatan hukumnya kalah, penghasilannya menurun, utangnya bertambah, para pemberi pinjaman menderita, tuaian tidak cukup. Di sini hujan es atau banjir, di sana bencana kekeringan. Tanahnya mandul, niaga dan industri melambat. Tidak ada lagi kerja maupun laba. Orang tidak lagi bisa hidup, dan siapa tahu yang akan terjadi; orang bilang bahwa kita sudah di akhir zaman, apa artinya? Apa artinya? Artinya, kapak sudah ada pada akar pohon; dan kitalah yang dengan dosa-dosa kita telah bekerja dengan gagang kapak itu, dan menempatkannya pada genggaman tanggan Allah. Singkat kata, dengan hukuman-hukuman-Nya, keadilan Allah membuat kita membayar dosa-dosa kita.
Ya, hai pendosa, ketahuilah baik-baik. Bukan nasib, keberuntungan atau pengaruh-pengaruh buruk bintang-bintang, namun niat jahat anda sendirilah yang menghukum diri anda: Arguet te malitia tua, aversio tua increpabit te. Akibat dosa-dosa anda, Allah membuat diri anda kehilangan gugatan hukum itu, merampas anak laki-laki itu, menjatuhkan malapetaka, penyakit dan utang pada keluarga anda. Lantas, kalau anda dirundung oleh para penyedia utang anda, apakah yang anda keluhkan? Bukanlah kesalahannya adalah akibat dosa-dosa anda? Sudah lupakah anda bahwa rumah anda selama bertahun-tahun terbuka kepada asmara, pesta pora, pesta dansa, perjudian, jamuan sore yang paling menyesatkan, percakapan-percakapan paling bebas, hiburan-hiburan terjangak? Dan anda kaget ketika dalam rumah yang terbuka kepada begitu banyak dosa dan menghina Allah, masuklah begitu banyak hukuman kiriman Allah?
Ujar anda, badai itu, awan itu, puting beliung itu telah merampas segala panenan saya; paceklik itu telah memusnahkan barang jualan saya, embun beku itu telah menghancurkan tanah saya. Daripada begitu, katakan saja: seandainya saya tidak menghina Allah, barang milik saya tidak akan dihajar oleh hujan es, terbakar matahari, dikutuk oleh langit. Tanah sudah terkutuk, tahukah anda alasannya? Karena orang yang menggarapnya, atau majikannya, pemilik tanah itu, dia sendiri sudah terkutuk. Penghujatan, kebohongan, perampokan, pezinaanlah yang telah membanjiri bumi. Karena itulah tanah akan berkabung, begitu pula dengan binatang-binatang di ladang dan burung-burung di langit. Bukankah ini yang kita lihat setiap harinya? Ya, banjir, paceklik, pailit, kekalahan dalam gugatan hukum, dan tahun-tahun gagal panen adalah hukuman Allah. Camkan kebenaran ini baik-baik pada benak anda, dan yakinlah bahwa akan selalu demikian adanya.
Dengan mengusir kesalehan dari diri anda, anda mengusir segala kebaikan dari padanya. Dengan membiarkan dosa masuk diri anda, anda memasukkan segala kemalangan ke dalamnya ; sebab sabda Roh Kudus akan selalu benar: Kebenaran meninggikan bangsa-bangsa dan dosa menyengsarakan bangsa-bangsa.
IX. Namun akan saya bahas lebih jauh lagi; dan di sini saya tinggalkan posisi saya sebagai pengkhotbah, dan hari ini saya menjadi nabi. Akan saya katakan kepada anda, jangka waktu keluarga anda akan menghilang. Ketika guntur bergemuruh, petunjuk jarak tempat kita berada dari situ adalah kilatnya. Ada ujaran bahwa pada saat kilat menyambar, kita harus menyentuh urat nadi dan menghitung detaknya: sebab denyut nadi berdetak tiga kali antara sambaran kilat dengan guruh untuk setiap mil jarak kita berada dari kilat tersebut, sehingga kalau terhitung tiga denyut saja sebelum berbunyinya guruh, lantas itu pertanda bahwa kilatnya jatuh satu mil dari sana. Ah, saudara-saudaraku! Langit sudah menggelap di atas kepala kita sana. Allah murka: anda sekalian mau tahu masih betapa jauhkah jarak kilat amarah-Nya dari keluarga anda? Rasakan denyut nadi anda, periksalah hati nurani anda. Kepada anda, bapak dan ibu, saya berbicara: Lihatlah apabila masih bisa ditemukan gadis muda lancang yang merupakan jerat bagi orang muda, anak laki-laki jangak yang menjalin hubungan-hubungan jahat dan telah menjadi pemimpin serta panutan bagi semua orang bejat seusianya: lihatlah apabila masih ditemukan barang yang diambil dari seorang majikan, dari seorang tetangga, dan tidak pernah dikembalikan, gaji yang tidak diberikan kepada seorang pengrajin miskin; apabila kenajisan, penghujatan, kebencian, iri dengki terhadap sesama masih selalu merajalela. Sedari sore hari ini, selidikilah itu di rumah anda, dan akan di sanalah anda akan mendapati buah dari khotbah ini.
Ketahuilah, bahwa jika di sana, dapat terdengar suara dosa yang menjerit kepada Allah untuk meminta pembalasan dendam, di sana akan segera terdengar gema keadilan ilahi. … demi membebaskan diri dari sengsara itu … berilah sedekah, daraskanlah rosario. Itu semua sungguh baik, namun jika anda tidak mengusir pembantu itu dari rumah anda, jika anda tidak mengoreksi anak laki-laki itu, jika anda tidak meluruskan anak perempuan itu sehingga melaksanakan tanggung jawabnya, singkat kata, jika anda tidak mengusir dosa dari rumah anda, Allah bukan hanya tidak akan mengabulkan doa anda, namun Ia juga akan menghukum diri anda; sebab satu dosa berat saja lebih mengecewakan-Nya daripada segala perbuatan baik yang mungkin dapat anda lakukan di kehidupan anda dalam keadaan dosa berat mampu berkenan kepada-Nya.
Lantas, harus anda simpulkan, bahwa di mana anda harus entah meninggalkan dosa, atau bersiap menghadapi kerugian-kerugian tak terpulihkan atas kekayaan anda, atas kehormatan anda, dalam hidup anda, singkat kata, dalam segala milik anda. Sebab pasti adanya bahwa satu dosa berat saja menarik segala macam kutuk Allah pada diri anda. Dan masih belum anda lihatkah itu? Oh! Kebutaan yang patut diratapi, ketegaran satanik!
Catatan kaki:
Œuvres du bienheureux Léonard de Port-Maurice [Karya-Karya Beato Leonardus dari Porto Mauritio], terjemahan M. Charles SAINTE-FOI, T. I, Paris, Louis Vivès, Librairie-Éditeur, 1858, hal. 221-237.
Justru karena kami punya kasih Kristiani sejati kepada sesama kamilah, materi-materi kami ini kami terbitkan. St. Paulus mengajarkan, bahwa kita harus menelanjangi perbuatan-perbuatan kegelapan (Ef. 5:11). Gereja Katolik, satu-satunya lembaga...
Biara Keluarga Terkudus 1 bulanBaca lebih lanjut...Halo – devosi kepada Santa Perawan Maria itu krusial untuk keselamatan dan pengudusan jiwa. Namun, dan juga yang terpenting, orang harus 1) punya iman Katolik sejati (yakni, iman Katolik tradisional),...
Biara Keluarga Terkudus 1 bulanBaca lebih lanjut...Since your comment is written in English, we are responding in English and including a translation in Indonesian. However, we would recommend that you write us in Indonesian instead, if...
Biara Keluarga Terkudus 1 bulanBaca lebih lanjut...Halo – memang benar bahwa orang hendaknya mengasihi orang lain dan menjaga ciptaan Allah. Namun, yang terutama, kita pertama-tama harus mengasihi/mencintai Allah. Sangat amat penting pula, terutama pada zaman kita,...
Biara Keluarga Terkudus 1 bulanBaca lebih lanjut...Halo – Misteri Terang itu datangnya dari Yohanes Paulus II. Dia ini seorang Anti-Paus dan pemurtad masif. Rosario orisinal yang diberikan oleh Santa Perawan Maria adalah 15 dekade dengan Misteri-Misterinya...
Biara Keluarga Terkudus 2 bulanBaca lebih lanjut...peristiwa terang kenapa tidak ada dalam pembahasan artikel ini?
devie 3 bulanBaca lebih lanjut...Allah Maha Besar melalui Putranya Yesus Kristus dan Bundanya Maria ..Melakukan muzizat menunjukan Betapah Besarnya dan Baiknya Allah..Kita manusia harus berbuat baik satu dengan yang lain dan alam sekitar serta...
fidelis Budi Suryanto 3 bulanBaca lebih lanjut...Are the FSSP and SSPX right on the sacraments?
Petrus Fiter Panco 3 bulanBaca lebih lanjut...Bunda maria yang penuh kasih... doakanlah kami yang berdosa ini ....
Thomas N. 5 bulanBaca lebih lanjut...Halo – meski Bunda Teresa dulu mungkin tampak merawat orang secara lahiriah, namun secara rohaniah, ia meracuni mereka: yakni, dengan mengafirmasi mereka bahwa mereka baik-baik saja menganut agama-agama sesat mereka...
Biara Keluarga Terkudus 6 bulanBaca lebih lanjut...