Aktivitas gereja “Diosesan” Seattle membuktikan Sekte Vatikan II sebagai Pelacur Babel - video

Transkrip berbahasa Indonesia:

“Gereja St. Patrick di Jalan Broadway East & Seattle akan ditutup oleh karena merosotnya jumlah umat yang hadir. Gereja St. Patrick mendeskripsikan dirinya sebagai suatu komunitas yang berpusat kepada Kristus yang berkomitmen untuk menjaga hidupnya visi dan harapan dari Vatikan II, dan menawarkan liturgi-liturgi hari Minggu yang diperkaya dengan seni kreatif.

'Inilah hari yang telah diciptakan oleh Tuhan…’

Salah satu dari penari utama dari Gereja St. Patrick juga tampil pada perayaan pembukaan tahun 2021LA REC, Kongres Pendidikan Keagamaan Los Angeles.

‘Tanpa menunda, marilah berdiri dan memulai perayaan kita dengan All Are Welcome.’

Gereja St. Patrick telah sejak lama menyambut orang-orang yang berupaya untuk menormalisir dosa. Direktori Komunitas-Komunitas Iman Inklusif Tahun 2007-08 di Negara Bagian Washington mengikutsertakan Gereja St. Patrick oleh karena programnya:

• Peziaraan Penerimaan
• Rasa Hormat terhadap Perkara-Perkara LGBT, dan
• Kepemimpinan LGBT

Gereja tersebut memiliki Tim Keterikatan dan Pendampingan LGBT+, yang bertujuan untuk merepresentasikan secara autentik identitas kami sebagai suatu tempat di mana semua orang disambut. Dari antara Proposal Aksi-Aksi kelompok tersebut termasuk untuk Memasang iklan dan menulis artikel-artikel untuk Seattle Gay News dan media massa lainnya.

Imam yang pada saat ini bertugas di Gereja St. Patrick adalah Romo Brian Hersey.

‘Karena sewaktu kita pergi ke dalam dunia, kita seharusnya menjadi orang-orang yang memperhatikan saudara-saudari kita. Kita seharusnya menjadi orang-orang yang berjuang untuk memberikan kepada mereka suatu teladan yang menunjukkan bahwa kita adalah orang-orang yang penuh harapan.’

Ditahbiskan pada tahun 1998, Hersey dahulu adalah seorang seminaris di NAC, Seminari Kolese Amerika Utara di Roma di bawah Timothy Dolan, yang pada waktu itu menjabat sebagai rektor. Kardinal Dolan, bersama dengan rektor NAC saat ini, Peter Harman dan Wakil Rektor yang akan meninggalkan institusi tersebut, Adam Park, berada di tengah-tengah suatu gugatan hukum di New York akibat:

• Predasi homoseksual
• Pembalasan dendam terharap para whistleblower, dan
• Penutup-tutupan

Kendati upaya-upaya untuk menjaga agar St. Patrick tetap dibuka, Uskup Agung Paul Etienne mengirimkan sepucuk surat kepada Gereja St. Patrick pada hari Jumat:

‘Akibat realitas yang kami hadapi di seluruh Keuskupan Agung Seattle, saya pada dasarnya tidak dapat mengubah arahan yang telah dibuat selama bertahun-tahun.’

Realitas-realitas tersebut termasuk krisis pelecehan seksual oleh imam, yang biayanya melampaui $100 juta pada empat puluh tahun belakangan ini.

‘Kita tidak dapat memenuhi misi dari Gereja jika kita tidak selaras dengan Kristus.’

Etienne mengklarifikasikan bahwa sifat Gereja St. Patrick yang progresif tidak ada kaitannya dengan penutupan tersebut, dan mengklaim bahwa ia dituduh menutup Rosario Suci pada tahun lalu akibat sifat yang konservatif.

Tampaknya inti permasalahannya tidak ada kaitannya dengan keortodoksan, atau ketiadaannya. Jika suatu paroki tidak membawa masuk dana, paroki itu tidak layak untuk sang Uskup Agung. William Mahoney, Church Militant, Berita Sore, Detroit.”