Orang Yahudi Orang Pilihan Tuhan? Pertanyaan Pembaca

Pertama-tama, kami tidak membenci orang Yahudi. Kami menginginkan konversi dan kebahagiaan kekal semua orang Yahudi. Sewaktu kami mendiskusikan orang-orang Yahudi atau Muslim atau anggota agama lainnya, kami membahasnya dengan fakta dan realita. Jika kami mendiskusikan pengaruh dari suatu kelompok tertentu, hal itu dikarenakan bahwa hal tersebut berakar di dalam fakta dan harus diketahui.

Kedua, anda membuat kesalahan sewaktu anda berkata bahwa orang-orang Yahudi adalah orang-orang yang terpilih dan lewat merekalah Allah akan memberkati orang lain. Hal itu tidak benar sejak kedatangan Kristus. Orang-orang yang tidak menerima Kristus tidak lagi menjadi orang-orang yang terpilih. Mengenai “pemberkatan” tersebut, anda tentunya merujuk kepada janji Allah kepada Abraham. Seperti yang diajarkan Galatia 3, hanya orang-orang yang menerima Kristuslah (bukan orang Yahudi) yang merupakan pewaris janji tersebut.

Galatia 3:14 – “Yesus Kristus telah membuat ini, supaya di dalam Dia berkat Abraham sampai kepada bangsa-bangsa lain, sehingga oleh iman kita menerima Roh yang telah dijanjikan itu.

Paus St. Gregorius Agung (sekitar 590 Masehi):
”...jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham (Gal. 3:29). Jika kita karena iman kita kepada Kristus dijadikan anak-anak Abraham, maka dari itu para Yahudi akibat ketidakberimanan mereka telah berhenti menjadi keturunan-Nya.”

Paus St. Leo Agung, Surat Dogmatis kepada Flavianus (449), dibacakan pada Konsili Kalsedon (451), ex cathedra:
“Adapun kepada Abraham diucapkan segala janji itu dan kepada keturunannya. Tidak dikatakan ‘kepada keturunan-keturunannya’ seolah-olah dimaksud banyak orang, tetapi hanya satu orang: ‘dan kepada keturunanmu‘, yaitu Kristus. (Gal. 3:16)”