Meditasi II St. Alfonsus untuk Masa Adven

I. Et incarnatus est de Spiritu sancto, ex Maria virgine, et homo factus est. Ia dikandung dari Roh Kudus, Dilahirkan oleh Perawan Maria, dan menjadi manusia. (Symb. Const.) Allah menciptakan Adam, bapak pertama kita, dan memenuhinya dengan kebaikan. Namun manusia menjadi durhaka, dan dengan berdosa, ia menghina penciptanya. Dengan demikianlah ia menjadi celaka. Dia dan semua keturunannya kehilangan rahmat Allah serta kebahagiaan kekal. Dengan cara seperti itulah seluruh umat manusia terus binasa tanpa ada obatnya. Manusia telah menghina Allah, dan karena itu ia tidak mampu membuat silih yang pantas atas pelanggarannya. Karena itu, ada satu pribadi ilahi yang perlu membuat silih demi dia.

Apa yang dilakukan Bapa yang Kekal demi menyediakan obat bagi manusia yang binasa? Ia menetapkan Putra-Nya sendiri agar menjadi manusia, dengan terbungkus daging manusia pendosa sekalipun, agar dengan wafat-Nya, ia membayar utang-utang manusia malang kepada keadilah ilahi, dan memperolehkan berpulangnya mereka kepada rahmat ilahi. Ya Allahku, bagaimanakah kami bisa meminta, atau bahkan membayangkan obat semacam itu, kalau bukan kebaikan-Mu yang tak terhingga itu yang telah menemukannya?

II. Ya Allah, karya kasih ajaib yang telah Kauperlihatkan kepada manusia pemberontak itu telah menimbulkan ketakjubkan yang sedemikian rupa kepada para malaikat! Harus berkata seperti apa mereka, ketika melihat sang Sabda yang Kekal menjelma menjadi manusia dan mengambil daging yang sama dengan membungkus manusia pendosa, sehingga sang Sabda menjelma tampak di hadirat dunia, seperti manusia yang lain!

Ya Yesusku, betapa besar utang budi kami kepada-Mu! Apalagi diriku ini, yang pastinya lebih berutang karena telah lebih menghina-Mu daripada orang lain! Seandainya Dikau tidak datang untuk menyelamatkanku, akan menjadi seperti apa aku di alam baka? Siapakah yang mampu membebaskanku dari siksaan-siksaan yang patut kudapat? Semoga kasih-Mu, ya Juru Selamatku yang kekal, terpuji dan terberkati untuk selama-lamanya.

III. Maka sungguh benar bahwa Putra Allah datang dari Surga ke bumi untuk menjadi manusia, untuk menjalani hidup yang penuh kegetiran, untuk pada akhirnya wafat di kayu salib demi cinta akan manusia. Dan manusia yang percaya kebenaran-kebenaran ini bisa-bisanya mengasihi sesuatu yang lain dari Allah menjelma itu! Ya Yesus, Juru Selamatku! Aku hanya ingin mengasihi Engkau seorang! Engkau seorang diri yang telah mengasihiku, Engkau sendirilah yang akan kucinta. Kutinggalkan segala benda ciptaan, ya Allahku, demi mengasihi-Mu seorang. Engkau saja cukup bagiku, ya palung sumber kebaikan tak terhingga!

Kalau aku menghina Engkau di masa lalu, aku sekarang bertobat, dan aku ingin supaya kepedihanku ini mematikanku, demi ibaratnya membayar kekecewaan yang telah kutimbulkan bagi-Mu. Jangan pernah biarkan, ya Allahku, diriku ini jatuh dalam kedurhakaan-kedurhakaanku yang lalu-lalu terhadap kasih yang telah Kauperlihatkan kepadaku. Tidak, ya Yesus, buatlah aku mencintai-Mu, dan lalu lakukanlah padaku segala sesuatu yang akan berkenan bagi-Mu.

Ya kebaikan tak terhingga, ya kasih tak bertepi, tiada lagi kuingin hidup tanpa mengasihi-Mu. Ya Bunda yang Berbelas Kasih, ya Maria, mohon perolehkanlah aku rahmat untuk senantiasa mengasihi Allah.

Catatan kaki:

Œuvres complètes du Bienheureux Alphonse-Marie de Liguori [Karya Lengkap Beato Alfonsus Maria Liguori], T. III, Paris, Parent-Desbarres, Éditeurs, 1835, Huit Méditations sur le grand mystère de l’incarnation du Verbe éternel, pour les huit premiers jours de l’Avent, en commençant au premier dimanche [Delapan Meditasi Misteri Agung Penjelmaan Sang Sabda Kekal, untuk delapan hari pertama masa Adven, bermula dengan Minggu Pertama], hal. 223-225.