Isabel sang Ratu Katolik dari Spanyol Harus Bertarung untuk Memperoleh Mahkotanya Melawan Konspirator Politik

Isabel, sang Ratu Katolik dari Spanyol (abad ke-15), sebelum ia menjadi Ratu, harus bertarung untuk memperoleh mahkotanya melawan para konspirator politik yang berkomplot dengan mengadakan saingan-saingan untuk merebut kekuasaannya. Ia juga harus melawan berbagai upaya dari para penyiasat politik yang mengatur pernikahan-pernikahan untuknya yang tidak dikehendakinya. Sewaktu pernikahan semacam itu dengan seorang preman yang lebih tua yang bernama Giron telah diatur, dan tidak terdapat jalan keluar, Isabel berdoa agar ia atau Giron mati.

“Pada saat ini, Isabel sama sekali tidak mampu menaklukkan musuh-musuhnya. Bahkan keputusan sang Paus pun melawannya. Giron akan sampai kurang dari sebulan. Ia telah menyatakan maksudnya untuk segera menikahinya. Ia {Isabel} terperangkap... Pernikahan dengan Pedro Giron, buaya darat dan perampok, seorang manusia yang sangat berlawanan dengan Isabel, ia tidak akan tahan akan pernikahan semacam itu... Apakah yang dilakukan seorang Kristiani di dalam situasi semacam itu? Ia berdoa. Dan berdoalah Isabel, lebih keras dari yang pernah ia lakukan sebelumnya. ‘Biarkanlah ia mati, atau aku yang mati... Biarkanlah ia yang mati, atau aku yang mati...’ Giron sudah berjalan. Pada tanggal 13 April, di depan pasukannya yang perkasa, ia telah sampai di El Berrueco... Bersama para pasukannya, Giron berpacu dari sisi utara El Berrueco menuju Sierra Morena, Pegunungan Gelap... Di sepanjang dataran tersebut, tumbuh dedaunan dari sulur-sulur anggur di bawah matahari musim semi, sampai pada akhirnya di Sierra de la Virgen, Pegunungan Perawan Maria yang Terberkati... Dan di sana, mereka menyadari bahwa Pedro Giron, Master dari Calatrava, terhuyung-huyung di atas pelananya. Mereka membantunya turun dari kudanya. Demam membara di sekujur tubuhnya. Kerongkongannya begitu panas dan berisikan unsur yang tidak dikenal. Ia meminta air, tetapi ia tidak dapat minum. Pada hari berikutnya, keadaannya memburuk; bahkan lebih buruk hari berikutnya. Ia tersedak, tercekik, dan mengutuk Allah dengan napas terakhirnya karena Ia tidak mengizinkannya untuk hidup dan menuntut sang mempelainya yang perawan, pada hari ketiga, Pedro Giron meninggal.

Karena Yesus Kristus adalah Raja segala raja, dan bumi adalah milik Tuhan, dan doa-doa yang diucapkan kepada-Nya didengar-Nya. Itulah yang telah selalu diketahui oleh Isabel sang Ratu Katolik, dan yang tidak akan pernah dilupakannya.” (Isabel of Spain: The Catholic Queen {Isabel dari Spanyol: Ratu Katolik}, hal. 31.)