Maria Suaka Pendosa - Percakapan St. Leonardus

PERCAKAPAN KELIMA

Maria Suaka Pendosa

Barangsiapa memilikinya akan memiliki hidup sebagai warisannya.

(Sirakh, Bab IV, Ayat XIV)

I. Pada zaman dahulu kala terdapat kota-kota suaka; dan barangsiapa berlindung di dalam kota-kota tersebut terhindar dari begitu banyak kesusahan, dan mendapatkan banyak manfaat; sehingga kota-kota semacam itu dihuni oleh para penduduk yang setia. Puji Tuhan, kita tidak lagi memerlukan hal semacam itu: sebab Allah telah memberikan kepada kita, di bawah hukum Injil, suatu kota suaka, satu-satunya kota suaka, memang benar, tetapi kota yang lebih agung daripada kota yang lain; sebab ia adalah kota yang terkuat, yang terkaya, yang terindah dan yang teraman; dan barangsiapa menyerahkan diri ke dalam kota ini terbebaskan dari segala kejahatan dan terjamin dalam segala kebaikan. Jadi kota manakah yang dimaksudkan ini? Sang Pemazmur akan berkata kepada anda:Hal-hal yang agung telah dikatakan tentang dirimu, ya kota Allah. Kota ini, adalah sang Ratu Surga, Bunda Allah; ialah suaka pendosa, dan Gereja sendiri menyebutnya di bawah gelar ini. Kota inilah, di mana pintu kerahiman selalu terbuka, agar di dalam kota ini kebebasan didapatkan oleh para budak, kesembuhan bagi orang yang sakit, penghiburan bagi orang yang menderita, rahmat bagi para pendosa, kemuliaan bagi orang yang bajik. Maria menyambut, merangkul, dan menghibur semua orang yang berlindung kepadanya: dan jika anda dapat menemukan seorang pun yang telah menyebut namanya dalam kebutuhan-kebutuhannya, tanpa diselamatkan olehnya, saya yakin bahwa orang itu meragukan kerahimannya. Itulah perkataan dari Santo Bernardus. Tetapi, anda akan berkata kepada saya, sejak begitu lama saya telah mengandalkan Maria, dan saya telah memintakannya rahmat ini, tetapi sampai sekarang saya sama sekali belum mendapatkan apa-apa. Apakah yang hendak anda katakan tentang hal ini, saudaraku? Dengarkanlah cerita berikut tentang hal tersebut.

II. Seorang pelayan Maria yang berbakti berjuang untuk menghormatinya dengan berbagai cara, tanpa berhenti berdoa, dan meminta kepadanya rahmat tertentu. Tetapi karena ia tampaknya sama sekali tidak mendapatkan suatu rahmat pun, ia pada akhirnya mengeluh kepadanya, agaknya dengan tidak sabar. ‘Semua orang, ujarnya kepada Maria, melantunkan kerahimanmu, orang banyak menyebutmu suaka pendosa, pembela kami, penghibur orang yang menderita. Tetapi engkau sama sekali tidaklah demikian bagiku: sejak lama aku telah berdoa kepadamu, aku tidak dapat memperoleh daripadamu suatu rahmat pun. Gereja-gereja dipenuhi dengan ex-voto yang menghormatimu, buku-buku dipenuhi dengan mukjizat-mukjizat yang terlaksana oleh karena perantaraanmu, para Bapa yang kudus meyakninkan kami bahwa barangsiapa mencari perlindungan kepadamu dikabulkan: aku sendiri, yang malang dan terlantar, aku tidak pantas mendapatkan suatu pertolongan yang terkecil pun.’ Sang Perawan Suci tampak kepadanya, ia amat cantik dan lembut. ‘Engkau mengeluh, ujarnya kepada orang itu, bahwa aku tidak mengabulkan doa-doamu dan bahwa aku tidak mengaruniakan kepadamu suatu rahmat pun? Orang durhaka, tidak tahukah kamu bahwa pertolongan-pertolongan yang telah kulimpahkan kepadamu sampai sekarang hampir tidak terbatas? Betapa seringnya engkau akan telah jatuh tanpa pertolonganku di dalam jurang dosa? Berapa banyakkah dari antara teman-temanmu yang telah mati seketika dan dalam penderitaan? Berapa banyakkah dari antara orang-orang lain yang tidak kaukenal telah masuk Neraka? Dan jika engkau sendiri tidak berada di dalam Neraka, kepada siapakah engkau harus berterima kasih? Siapakah yang tidak menjagamu jika bukan diriku. Ketahuilah bahwa setiap kalinya engkau berdoa kepadaku, aku telah mengabulkan doamu; jika aku tidak selalu mengabulkan apa yang telah kau pintakan, aku telah menggantikan permohonanmu dengan sesuatu yang lebih bermanfaat bagi dirimu.’ Dan setelah berkata demikian, sang Perawan menghilang.

III. Apakah yang kaukatakan, ya pendosa, engkau yang mengeluh bahwa engkau tidak pernah mendapatkan dari Maria suatu pertolongan pun? Ya orang durhaka! Betapa seringnya anda telah jatuh ke dalam hal-hal yang menuntun kepada dosa? Sejak berapa lamakah anda akan telah masuk Neraka, andaikata Maria tidak memegang tangan anda? Kepadanyalah anda berutang budi untuk telah lolos dari penyakit yang berbahaya itu, untuk telah mengatasi godaan yang begitu menggebu itu, untuk telah bertekun dalam kebaikan sampai sekarang. Kepadanyalah anda berutang budi untuk membenci dosa, menginginkan kebajikan, dan rasa jijik akan kejahatan. Di samping itu, kepadanyalah anda berutang atas kesejahteraan dari rumah anda, dari usaha-usaha anda, dari anak-anak anda. Semuanya itu adalah rahmat dari Maria, tetapi rahmat yang tidak dikenal. Lihatlah, oleh karena itu, betapa anda harus mencintainya dan melayaninya, ia yang membebaskan anda dari begitu banyak dosa dan memenuhi diri anda dengan begitu banyak kebaikan. Dan anda, ya pendosa, anda bukannya berterima kasih kepadanya, anda mengeluh bahwa ia tidak peduli, dan anda telah melupakannya, seakan-akan ia bukanlah ibunda anda. Ya orang durhaka, bersujudlah kepadanya, dan mintalah maaf kepadanya. Dan anda sekalian, saudara-saudaraku, janganlah sesat, dan kenalilah kebutuhan di mana kita semua berada untuk mencari perlindungan di dalam kota suaka ini, yakni, untuk memercayakan diri kita kepada sang Perawan Suci, dan untuk memiliki kepercayaan atas perlindungannya. Sebab adalah suatu kebenaran yang pasti bahwa kita harus berdoa banyak kepada Maria untuk memperoleh dari Allah rahmat-rahmat-Nya, karena Ia tidak akan menganugerahkan suatu rahmat pun jika bukan melalui perantaraan sang Perawan Suci. ‘Allah, ujar Santo Germanus, hanya menganugerahkan rahmat-rahmat-Nya melalui Ibunda-Nya.’ Di samping itu, adalah suatu hal yang sama pentingnya untuk memasuki kota suci itu, seperti untuk masuk Surga; sebab tidak seorang pun diselamatkan tanpanya. Nullus est qui salvus fiat nissi per te, ô virgo Maria. Yakni, tidak seorang pun diselamatkan tanpa perantaraannya.

Inilah devosi yang saya sarankan pada hari ini untuk anda: janganlah pernah lalai untuk mendaraskan Angelus, pada pagi hari, pada siang hari, dan pada sore hari, untuk menyalami sang Perawan Suci, dan untuk berterima kasih kepadanya karena ia telah setuju untuk menjadi Bunda Allah.

Catatan kaki:

Œuvres du bienheureux Léonard de Port-Maurice [Karya-Karya Beato Leonardus dari Porto Mauritio], Disadur dari Bahasa Italia ke dalam Bahasa Prancis oleh M. Charles Sainte-Foi, T. III, Paris, Louis Vivès, Librairie-Éditeur, 1858, hal. 89-92.