^
^
Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan |
Sesi telah kadaluarsa
Silakan masuk log lagi. Laman login akan dibuka di jendela baru. Setelah berhasil login, Anda dapat menutupnya dan kembali ke laman ini.
St. Vincentius Ferrer – Mukjizat Patung Pualam
“Tujuan utama dari Ordo Penyiar Injil adalah untuk bekerja demi keselamatan jiwa-jiwa. Demikianlah pula pengertian Santo Vincentius Ferrer tentang tujuan ordonya itu, dan untuk tujuan tersebut, ia mengerahkan segenap tenaganya dengan amat bersemangat. Ia terus-menerus belajar untuk mencari tahu setiap cara yang mungkin dilakukan untuk merenggut jiwa-jiwa dari dosa, untuk memperdamaikan mereka dengan Allah, dan untuk menuntun mereka kepada jalan kesucian yang sempurna.
PERTOBATAN SEORANG PRELAT
Sewaktu ia berada di Avignon, ia diberi tahu tentang seorang pejabat gerejawi yang hidupnya tidak sesuai dengan kekudusan keadaan hidupnya. Santo Vincentius Ferrer melewatkan malam hari sepenuhnya dalam doa kepada Allah agar pejabat itu bertobat. Pada subuh hari, tergerak oleh suatu ilham ilahi, ia pergi ke istana prelat tersebut dengan memegang sebuah salib di dalam tangannya, dan sewaktu ia masuk istana tersebut, ia segera masuk ke dalam ruangan di mana sang prelat beristirahat. Santo Vincentius Ferrer segera membuka salah satu jendelanya, dan ia menujukan kata-kata ini kepada sang prelat:
Sambil berkata demikian, ia menempatkan salib itu di bibir pejabat gerejawi itu, dan segera meninggalkannya. Sang prelat, yang terkesima dan merasa malu, lalu mendekap gambar Tuhan kita dalam dadanya, ia pun bangun; lalu, sambil bersujud di lantai, ia dengan getir menangisi masa lalunya yang penuh kekacaubalauan, memohon ampun kepada Allah, dan membuat tekad teguh untuk pembenahan. Ia pun segera berpakaian dengan rapi, dan bergegas menemui Santo Vincentius Ferrer, yang sedang menantikannya, dan yang meyakini, berkat terang dari Surga, pertobatan dirinya. Sang prelat membuat pengakuan dosanya, dan sejak saat itu ia mempraktikkan kekudusan dan regularitas hidup yang pantas bagi panggilannya.[1]
MUKJIZAT PATUNG PUALAM
Santo Vincentius Ferrer pada suatu kesempatan lain sedang berkhotbah di Pampeluna, sewaktu ia mendapatkan penglihatan di tengah-tengah khotbahnya. Kemudian, ia memberi tahu hadirinnya bahwa Allah memerintahkannya untuk menyela khotbahnya demi menghentikan suatu pelanggaran berat yang sedang diperbuat di kota itu. Ia segera turun dari mimbar, dan, diikuti oleh sekelompok orang yang terkejut dan penasaran untuk melihat apa yang akan terjadi, membelokkan langkahnya menuju suatu istana yang megah. Pintu-pintu istana itu tertutup. Ia menyentuh salah satu pintunya dengan tangannya, dan pintu itu pun segera terbuka sendiri. Sewaktu ia masuk, ia mencela dengan amat bertenaga kejahatan yang tidak murni itu sambil melalui aula-aula dan ruangan-ruangan istana.
Orang-orang yang mengikutinya tidak melihat seorang pun, tetapi mereka mendengar dengan jelas suara-suara dari orang-orang malang yang telah menjadi korban dari hawa nafsu mereka yang penuh dosa. St. Vincentius memohon mereka untuk menghentikan dosa mereka. Ia mengancam mereka dengan hukuman yang mengerikan; tetapi mereka malah mengolok-olok dirinya. Lalu Allah membuat pembalasan dendam-Nya sendiri atas kejahatan mereka – mereka diubah menjadi patung pualam. Santo Vincentius Ferrer memasuki ruangan istana itu, dan mempertunjukkan kepada orang-orang yang hadir cara yang mengerikan dari Allah yang membalas dendam atas kejahatan-kejahatan dan kekerasan hati dari orang-orang yang celaka itu. Bagaimanapun, karena ia tersentuh oleh belas kasih, ia mendekati patung-patung itu, dan dengan mengembuskan napas kepada mulut dari patung-patung itu, memulihkan kehidupan mereka. Tindak kasih ini juga mengubah hati mereka yang seperti batu menjadi hati manusia. Mereka mengakui kebersalahan diri mereka, dan membuat pengakuan dosa secara bergiliran. Baru saja mereka menerima absolusi dari sakramen tobat, gelora dari penyesalan diri mereka membawa kematian yang kedua, sebab mereka meninggal di kaki orang kudus itu. Allah memberkati semangat dari hamba-Nya dengan pertobatan yang mengagumkan itu untuk menunjukkan betapa cinta kasihnya itu sedemikian berkenan kepada-Nya, yang tidak pernah bergidik terhadap segala upaya yang diperhitungkan untuk menyelamatkan jiwa-jiwa dari sesamanya.[2]”
Catatan kaki :
Disadur dari sumber berbahasa Inggris:
Rev. Andrew Pradel, St. Vincent Ferrer [St. Vincentius Ferrer], R. Washbourne, 18 Paternoster Row, 1875, hal. 94-96.
[1] Teoli, lib. Ii. Tratt. i. c. 4.
[2] Teoli, lib. ii. Tratt. iii. c. 4.
Halo – meski Bunda Teresa dulu mungkin tampak merawat orang secara lahiriah, namun secara rohaniah, ia meracuni mereka: yakni, dengan mengafirmasi mereka bahwa mereka baik-baik saja menganut agama-agama sesat mereka...
Biara Keluarga Terkudus 3 mingguBaca lebih lanjut...Tentu saja kami ini Katolik. Perlu anda sadari bahwa iman Katolik tradisional itu perlu untuk keselamatan, dan bahwa orang yang meninggal sebagai non-Katolik (Muslim, Protestan, Hindu, Buddhis, dll.) TIDAK masuk...
Biara Keluarga Terkudus 3 mingguBaca lebih lanjut...Terpuji lah Tuhan allah pencipta langit dan bumi
Agung bp 4 mingguBaca lebih lanjut...apakah anda katolik benaran?
lidi 4 mingguBaca lebih lanjut...Saat bunda teresa dengan sepenuh hati merawat dan menemani mereka dalam sakratul maut saya percaya kalau tindakan beliau secara tidak langsung mewartakan injil dan selebihnya roh kudus yang berkenan untuk...
bes 1 bulanBaca lebih lanjut...Ramai dibahas oleh kaum protestan soal soal Paus Liberius. Trimakasuh untuk informasinya
Nong Sittu 2 bulanBaca lebih lanjut...Halo kami senang anda kelihatannya semakin mendalami materi kami. Sebelum mendalami perkara sedevakantisme, orang perlu percaya dogma bahwa Magisterium (kuasa pengajaran Paus sejati) tidak bisa membuat kesalahan, dan juga tidak...
Biara Keluarga Terkudus 3 bulanBaca lebih lanjut...Materi yang menarik. Sebelumnya saya sudah baca materi ini, namun tidak secara lengkap dan hikmat. Pada saat ini saya sendiri sedang memperdalami iman Katolik secara penuh dan benar. Yang saya...
The Prayer 3 bulanBaca lebih lanjut...Santa Teresa, doakanlah kami
Kristina 4 bulanBaca lebih lanjut...Kami menerima semua dogma Gereja Katolik tanpa terkecuali, dan kami memandang mereka yang menerima semua dogma Gereja dan belum terpisah darinya, sebagai orang Katolik; itulah bagaimana kami bersekutu dengan Gereja...
Biara Keluarga Terkudus 5 bulanBaca lebih lanjut...