Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan |
St. Thomas Aquinas, Summa Theologiae, I-II, Pertanyaan 88, Artikel 5, Jawaban 1: “Sehubungan dengan kemabukan kami menjawab bahwa hal tersebut adalah dosa berat oleh alasan jenisnya {genus}; sebab, perihal seorang manusia, tanpa keharusan, dan hanya oleh karena hawa nafsu terhadap anggur, membuat dirinya sendiri tidak dapat menggunakan akal, yang olehnya ia dituntun kepada Allah dan mencegah dirinya untuk melakukan banyak dosa, secara jelas bertentangan terhadap kebajikan.”
Tentang para misionaris Yesuit dari abad ke-19 di belantara Amerika: "Pada waktu Romo Van Quickenborne dan Christian Hoecken melakukan penjelajahan mereka untuk pertama kali, mereka sering tersesat untuk berhari-hari, dan menyeberangi padang rumput yang begitu luas dari segala arah tanpa bisa mencari tahu di mana mereka berada. Dataran tersebut menyerupai sebuah lautan luas: sejauh mata memandang, hanya dapat terlihat padang rumput yang hijau dan langit biru yang tidak terbatas: rusa, kambing gunung dan kijang begitu banyak; ayam padang rumput dan binatang buruan lainnya begitu berlimpah. Serigala dan beruang yang berkeliaran dari liang mereka untuk memakan biri-biri menakutkan manusia dan binatang. Tetapi bahkan di dalam keadaan tersebut mereka tidak ditinggalkan oleh Penyelenggaraan Ilahi. Pada malam hari, para Romo sering mengekang tali di leher kuda, membiarkannya berjalan sesuai kemauannya, dan tidak lama mereka menemukan beberapa tempat tinggal. Suatu ketika seekor anjing yang besar dan aneh muncul di depan kuda mereka, dan sambil berjalan di antara rumput yang tinggi, membawa bereka kepada rumah seorang Katolik, di mana mereka beristirahat dan memulihkan tenaga, dan, sebagai penghiburan besar untuk diri mereka sendiri dan sang tuan rumah, mereka menyelenggarakan Misteri Ilahi." (The Life of Fr. De Smet {Hidup Romo De Smet}, hal. 78.)
^