“Kardinal yang Dekat dengan Paus Fransiskus Berkata Posisi Katolik tentang LGBTQ adalah Posisi yang Salah”

yahoo.com

“Tidak biasanya seorang pangeran Gereja Katolik Roma, dan seorang sekutu Yesuit yang taktis dari Sri Paus, secara terbuka menolak ajaran-ajaran Kristiani sejak berabad-abad yang bertentangan dengan doktrin-doktrin inti dari Revolusi Seksual.

‘Posisi-posisi Gereja bahwa hubungan-hubungan homoseksual merupakan dosa adalah posisi yang salah’, ujar Kardinal Jean-Claude Hollerich dari Luksemburg, di dalam suatu wawancara baru-baru ini dengan KDA, kantor berita Katolik Jerman. ‘Saya percaya bahwa landasan sosiologis dan ilmiah dari doktrin ini tidak lagi benar. Sudah tiba waktunya untuk merevisi ajaran Gereja secara fundamental, dan cara bicara Paus Fransiskus tentang homoseksualitas dapat menuntun kepada suatu perubahan doktrin …

‘Di dalam Keuskupan Agung kami, di Luksemburg, tidak seorang pun dipecat jika ia homoseksual, atau bercerai dan menikah kembali. Saya tidak dapat mengusir mereka, mereka akan menjadi tuna karya, dan bagaimanakah perilaku semacam itu adalah perilaku Kristiani? Sehubungan dengan para imam yang homoseksual, ada banyak imam semacam itu, dan akan baik adanya jika mereka dapat berbicara tentang hal ini dengan uskup mereka tanpa dihukum oleh uskup mereka itu.’

Seruan-seruan terbaru yang tidak ortodoks dari Kardinal Hollerich perlu diperhatikan karena ia memimpin Komisi Konferensi-Konferensi Waligereja dari Uni Eropa, dan ia juga dipilih oleh Sri Paus sebagai ‘jenderal relator’ untuk Sinode Waligereja sedunia yang akan berlangsung pada bulan Oktober 2023, di mana ia membantu untuk membentuk karyanya untuk menimbang masa depan Gereja … pertemuan-pertemuan ‘Jalan Sinodal’ dari para pemimpin Katolik Jerman memutuskan untuk menyetujui teks-teks draf yang meneguhkan beberapa dari kepercayaan-kepercayaan Kardinal Hollerich, termasuk dukungan yang amat besar terhadap suatu dokumen yang berjudul ‘Perayaan-perayaan pemberkatan untuk para pasangan yang mencintai satu sama lain.’ Terdapat pula dukungan yang sama kuatnya untuk suatu teks ‘Peninjauan ulang Magisterium tentang homoseksualitas’ yang menyatakan bahwa ajaran-ajaran resmi dari Gereja tentang kesucian dan homoseksualitas ‘seharusnya direvisi.’ …

Sri Paus juga mengeluarkan sepucuk surat pada bulan Desember lalu yang memuji karya 50 tahun dari Suster Jeannine Gramick, seorang pemimpin dalam pelayanan-pelayanan yang mengupayakan perubahan atas nama umat Katolik LGBTQ.”